JAKARTA, TRENDETIK.COM, Ahad 1 Safar 1447 H / 27 Juli 2025 — Dalam suasana penuh kehangatan spiritual, Majelis Darul Musthofa kembali menggelar pengajian rutin Ahad kedua dan keempat dengan pembahasan mendalam dari Kitab An-Nashoihud Diniyyah karya Hujjatul Islam Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad, yang disampaikan secara istimewa oleh al-Mukarrom Habib Hamid bin Umar al-Hamid.

Acara yang dimulai dengan salat Subuh berjamaah ini menjadi wadah penuh hikmah bagi para jamaah yang ingin memperdalam pemahaman tentang pentingnya salat dalam kehidupan seorang Muslim. Dalam kajiannya, Habib Hamid menekankan bahwa salat bukan sekadar kewajiban ritual, tetapi penghubung utama antara hamba dan Rabb-nya.

“Salat adalah warisan surgawi yang diturunkan langsung kepada Rasulullah ﷺ tanpa perantara bumi, melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Maka, menjaganya adalah tanda keimanan yang hidup,” tegas Habib Hamid.

Lebih lanjut, Habib Hamid mengutip dari kitab An-Nashoihud Diniyyah tentang keutamaan salat di awal waktu. Beliau menjelaskan bahwa mereka yang melaksanakan salat tepat waktu termasuk golongan assabiqun – orang-orang yang mendahului dan mendapat keutamaan di sisi Allah.

“Salat di awal waktu itu seperti seseorang yang memenuhi undangan Raja dengan segera. Maka siapa yang menunda, seakan meremehkan kehormatan panggilan itu. Namun yang menjawab cepat, ia dicintai dan diridhai,” jelas beliau dalam gaya tutur lembut namun mendalam.

Habib Hamid juga menguraikan bahwa setiap gerakan dan bacaan dalam salat memiliki makna spiritual yang mendalam, yang jika direnungkan, akan membentuk ketundukan hati, merendahkan ego, dan menghadirkan kehadiran batin di hadapan Allah.

“Kalau mata kita melihat ke kanan-kiri saat salat, itu tanda hati kita belum hadir. Tapi bila semua gerakan menyatu dengan hati yang khusyuk, di situlah salat menjadi cahaya,” ujar beliau.

Dalam tausiyahnya, Habib Hamid juga mengingatkan bahwa salat yang dijaga bukan hanya diukur dari banyaknya rakaat, tetapi dari kualitas kehadiran jiwa dan kesadaran yang menyertainya. Bahkan orang yang lalai namun tetap datang ke salat dengan niat memperbaiki diri, tetap mendapat rahmat dan ampunan Allah.

“Bukan salatnya yang salah, tapi kita yang kadang tidak menyiapkan hati. Maka, salatlah seperti orang yang akan berpamitan selamanya, karena bisa jadi itulah salat terakhir kita,” tutur beliau dengan penuh perenungan.

Pengajian ini dihadiri oleh ratusan jamaah dari berbagai wilayah Jakarta Selatan dan sekitarnya. Terlihat antusiasme yang tinggi dalam menyimak setiap penjelasan Habib Hamid, bahkan banyak yang mencatat poin-poin penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Majelis Darul Musthofa yang berlokasi di Jl. Myara RT 006/03 No.151, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, secara konsisten mengadakan ta’lim rutin dua kali dalam sebulan, mengangkat kitab-kitab klasik yang telah menjadi rujukan ulama selama berabad-abad, dengan pembahasan yang aktual dan relevan untuk generasi kini.

Pesan Terakhir dari Majelis
Sebagaimana disampaikan oleh Habib Hamid:

“Jangan tinggalkan salat, karena salat tidak pernah meninggalkanmu. Siapa yang menjaga salat, maka Allah akan menjaga hidupnya, bahkan setelah ia wafat.”

Untuk informasi lebih lanjut, dokumentasi, dan jadwal majelis berikutnya, jamaah dapat mengikuti kanal resmi Majelis Darul Musthofa atau memindai QR Code yang tersedia pada pamflet resmi kegiatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *